Ini Kata Dato’ Seri H Syamsul Arifin Tentang Gubsu Edy Rahmayadi



Medan I Satelitonlinenews.com

Gubernur ke-15 Sumatera Utara Tuan Yang Terutama (TYT) Dato’ Seri H Syamsul Arifin SE Sahabat Semua Suku mengakui Gubernur ke-18 Edy Rahmayadi merupakan pemimpin visioner dan patriot sejati.

“Ya, beliau (Edy Rahmayadi) anak serdadu dan kemudian beliau juga menjadi serdadu dan selanjutnya anaknya juga dimasukkannya menjadi serdadu. Jadi garis keluarganya memang serdadu tulen,” ujar Dato’ Seri menjawab wartawan di kediamannya, Senin (4/9).

Bupati Langkat dua periode dan mantan Ketua KNPI Sumut ini diminta pendapatnya sehubungan Gubsu Edy Rahmayadi akan mengakhiri masa jabatannya 5 September 2023.

Menurut tokoh nasional yang memperoleh anugerah Gelar Dato’ Seri dari Kerajaan Malaysia ini Edy Rahmayadi memiliki karakter kepemimpinan visioner dan berwawasan jauh ke depan.

Intinya kepemimpinan beliau selalu ingin memberi arti pada kerja dan usaha yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat Sumut dengan memberi arahan berdasarkan visi bersama secara jelas menuju Sumut Bermartabat.

Pada kesempatan ini Dato’ Seri spontan berkenan memberikan pandangan tentang Edy Rahmayadi secara objektif dan murni tanpa ada kepentingan atau tendensius tertentu.

“Harus disadari menjadi seorang pemimpin ada yang suka dan ada juga yang tidak suka. Begitu juga tentang Edy Rahmayadi. Pada awalnya saya juga dibilang orang tidak mendukung dia. Namun itu kan hati saya lah yang tau,” ujar Dato’ Seri.

Dato’ Seri mengisahkan kenal dengan Edy ketika dia masih Bupati Langkat. Saat itu Edy Danyon Linud 100. Kala itu Edy bersama Ibu Nawal bertemu Dato’ saat akan mengadakan suatu acara. Kemudian Bupati memberikan bantuan baju training untuk satu batalyon. “Jadi kegiatan mereka selalu kita ‘kawinkan’ dengan program Pemkab dan saya selalu hadir,” jelasnya.


Sejak itu hubungan mereka lanjut dan berjalan baik. “Pak Edy adalah type sosok yang setia. Namun setau saya tipikal Pak Edy juga orang yang tidak boleh ‘disinggung’. Artinya, kalau dibaiki dia baik. Kalau dikerasi dia keras,” ujar Dato’.

Dato’ Seri mengaku dalam tiga tahun terakhir hubungannya dengan Edy Rahmayadi cukup aktif. Dato ‘ kerap hadir kalau diundang Edy. Mereka sering berdiskusi. “Beliau membuka diri dan siap diingatkan. Kami sering berdiskusi, termasuk tentang Proyek Jalan Rp 2,7 triliun. Saat itu saya tanya, apa tidak bahaya ? Pak Edy bilang mudah-mudahan nggak, aku bersih kok, katanya,” tutur Dato’.

Dalam perjalanannya, lanjut Dato’ memang hingga saat ini proyek Rp 2,7 triliun itu tidak ada terdengar temuan BPK. “Jadi Pak Edy ini kalua dia merasa benar dan bersih maka dia akan tegar menjalaninya. Beliau jalan aja. Begitu juga saat dia membebaskan Medan Club untuk perluasan Kantor Gubsu, saya tau persis dia tidak ada mengambil keuntungan pribadi kecuali hanya untuk kepentingan pusat pemerintahan Sumut ke depan,” ujarnya.

Dato’ Seri mengakui Edy Rahmayadi merupakan sosok yang berwawasan jauh. Terkadang orang tidak sabar dengan wawasan Edy. Jadi tepat memang beliau pernah ditempatkan di Kostrad. Beliau cara berfikirnya strategi.


“Hanya saja Pak Edy ini tidak bisa bersikap basa-basi. Dia kalua nggak suka kepada seseorang nggak bisa berpura-pura, langsung ditegurnya orang itu. Dia memang militer, namun memimpin jabatan politis terkadang perlu juga berdiplomasi. Syukur dia didampingi Ibu Nawal sebagai penyejuk beliau. Sering Ibu Nawal menegur dan tidak jarang Edy bisa terima kalau Ibu Nawal yang mengingatkan,” kata Dato’.

Menurut Dato’ Seri, salah satu kelebihan Edy Rahmayadi lainnya yakni sangat hormat kepada orang tua dan ulama. “Beliau tidak sungkan mencium tangan ulama. Kelemahannya menurut pandangan saya hanya tidak bisa menahan emosi. Kalau salah langsung dia bilang salah,” ujarnya.

Dato’ Seri memahami hal ini karena Edy memang dididik berjiwa militer dan ditambah lagi dia “anak Medan”. “Jadi tau betul dia ‘Ulikana’ yaitu istilahnya ‘ular, lipan, kadal dan naga‘ tau betul dia. Jadi nggak mempan ‘diolah’ dia itu,” kata Dato’.

Dato’ Seri menegaskan Edy Rahmayadi seorang Patriot Sejati. Baginya yes adalah yes dan not adalah not. Dato’ mengaku suka dengan gaya kepemimpinan Edy Rahmayadi. “Saya juga nggak terpikir beberapa hal seperti yang dilakukan Edy. Banyak terobosan spektakuler beliau termasuk pembangunan Masjid Agung yang baru. Jalan dan infrastruktur dibenahinya. Pergi dia mendatangi rumah masyarakat,” ujarnya.

Ditanya tentang kepemimpinan Sumut ke depan, Dato’ Seri mengakui masih membutuhkan figur yang tegas dan punya wawasan. “Pak Hasanuddin penerus pemimpin Sumut selaku Pj Gubsu sudah tepat. Kemudian selanjutnya nanti mudah-mudahan mau lah Pak Edy maju lagi calon Gubernur. Soal kalah atau menang itu soal nanti,” katanya.


Alasan Dato’ Seri bahwa Edy perlu maju lagi karena beliau bisa meneruskan wawasan ke depan yang sudah dirintisnya. Melihat Indonesia ini tidak bisa sekedar hanya untuk “hari esok” melainkan “hari depan”. Generasi millenial saat ini lebih 50 persen. Mereka harus diberi pemahaman bahwa bangsa ini ada bukan atas pemberian melainkan diperjuangkan dan direbut. Jadi jiwa kebangsaan dan nasionalisme harus diperkokoh.

“Bangsa ini harus tetap memiliki jiwa kepatriotan. Edy Rahmayadi adalah anak serdadu. Kemudian dia sendiri juga serdadu dan anaknya juga dimasukkannya serdadu. Ini adalah figure patriot,” tegasnya.

Ditanya tentang bukti sejarah saat Dato’ Seri menjabat Gubernur berhasil mempertegas status kepemilikan Kantor Gubsu yang sekarang dengan membayar Rp 1000 kepada pemerintah pusat kemudian dilanjutkan Edy membeli Medan Club dan Masjid Agung yang baru juga berdiri megah, menurut Dato’ Seri ini merupakan banyak aspek keuntungan, mulai dari menyelamatkan heritage sejarah dan Edy juga tokoh yang mampu membangkitkan jiwa sejarah dan sekaligus menunjukkan masyarakat Sumut sangat religius. Edy juga menaruh perhatian besar bagi umat agama lainnya.

Dato’ Seri juga kagum Edy berhasil membina keluarga yang berbahagia. Ini modal utama seorang pemimpin sehingga beliau juga mampu membuat suasana kemasyarakatan Sumut tetap kondusif aman dan damai.red

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama